GAWAI.CO.ID – Sejumlah keluarga pasien mengeluhkan kondisi pelayanan dan fasilitas di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSUDAM), Lampung.
Keluhan ini terutama berkaitan dengan kurangnya privasi pasien serta suasana yang dinilai tidak kondusif untuk pemulihan.
Sarladi, salah satu keluarga pasien, menyebut penempatan ruang perawatan di zona satu IGD RSUDAM sebagai tidak layak.
Menurutnya, posisi ruangan yang berada di sebelah kiri pintu masuk utama membuat pasien tidak nyaman karena langsung terlihat oleh siapa pun yang melintas.
“Kamar pasien itu letaknya persis di samping pintu masuk utama. Jadi orang yang masuk bisa langsung melihat ke arah pasien. Tentu membuat pasien jadi risih,” ungkapnya, Kamis (15/5/2025).
Ia juga menyoroti minimnya perlindungan privasi karena ruangan tersebut tidak dilengkapi dinding atau pintu, hanya dibatasi tirai.
“Cuma dikasih gorden saja. Kalau gordennya terbuka, dari luar IGD juga bisa langsung terlihat,” tambahnya.
Keluhan serupa disampaikan oleh Yanti, keluarga pasien lainnya. Ia mengaku terganggu dengan aktivitas sejumlah mahasiswa magang yang mondar-mandir di ruang IGD.
“Ada sekitar 7–8 mahasiswa magang yang mondar-mandir di ruangan sambil membawa buku. Suasananya jadi tidak tenang, padahal pasien butuh istirahat,” jelasnya.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak kepala IGD RSUDAM mengenai berbagai keluhan tersebut.
Upaya konfirmasi kepada kepala IGD juga terhambat. Petugas keamanan menyatakan bahwa akses hanya bisa dilakukan dengan janji temu dan membawa surat pengantar resmi.
“Kalau mau ketemu kepala IGD harus janjian dan bawa form. Biasanya juga beliau sibuk dan jarang di ruangan,” ujar salah satu petugas keamanan.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan publik mengenai komitmen RSUDAM dalam memberikan pelayanan yang nyaman dan manusiawi, khususnya di unit yang menangani kondisi darurat.