Bandar LampungHomeKota BalamLampungPolitik

KPU Lampung Ajak Masyarakat Dukung Pendidikan Politik untuk Kelompok Rentan

×

KPU Lampung Ajak Masyarakat Dukung Pendidikan Politik untuk Kelompok Rentan

Sebarkan artikel ini

GAWAI.co.id – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lampung terus mengupayakan peningkatan partisipasi pemilih melalui pendidikan politik yang menyeluruh, terutama untuk kelompok rentan seperti perempuan, lanjut usia (lansia), dan penyandang disabilitas.

Antonius Cahyalana, Komisioner KPU Lampung Bidang Sosialisasi dan Partisipasi Masyarakat, menjelaskan pentingnya edukasi politik bagi kelompok-kelompok ini.

“Salah satu tugas KPU adalah memberikan edukasi atau pendidikan politik dan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk kelompok rentan seperti perempuan, lansia, dan difabel kelompok pemilih ini sangat besar jumlahnya. Jumlah pemilih dalam DPT Pemilu di Lampung mencapai 6,5 juta, oleh karena itu, kita membutuhkan kerjasama dan dukungan dari semua pihak, termasuk dalam upaya edukasi politik,” ujar Antonius.

KPU Lampung berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai organisasi dan komunitas yang peduli terhadap pendidikan pemilih, terutama yang fokus pada kelompok disabilitas dan lansia.

“Khusus untuk pendidikan politik kepada kelompok difabel atau disabilitas, yang memiliki keterbatasan fisik atau penurunan kognitif seperti di kalangan lansia, kita menggandeng komunitas yang menaungi mereka, seperti HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) dan Fortuni (Forum Komunikasi Tuna Netra Indonesia). Melalui kerjasama ini, kita dapat memberikan pendidikan politik yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya.

Antonius juga menyoroti strategi khusus untuk mengedukasi lansia.

“Lansia ini kan lebih suka dengan edukasi yang praktis, sederhana, dan tidak berbelit-belit. Kami menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami dan menggunakan grafis agar mereka tertarik dan tidak bosan.”

Selain itu, KPU Lampung juga mengantisipasi potensi penyebaran berita hoax melalui edukasi literasi digital.

“Dengan pemahaman yang baik tentang literasi digital, mereka akan bisa membedakan mana berita yang benar dan mana yang palsu, sehingga terhindar dari penipuan,” tambah Antonius. (Vrg)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *